Monday, June 27, 2011

Mendorong Ekonomi Komunitas pada Tingkat Basis Masyarakat Miskin

      Teori ekonomi komunitas, bukanlah hal baru dalam kerangka ekonomi kerakyatan yang banyak digagas selama ini, termasuk pada gagasan Bung Hatta tentang  koperasi, hanya saja dalam perjalanannya terjadi banyak bias, baik karena dialektika masyarakat itu sendiri, maupun karena negara memobilisasi gagasan ini, menjadi gagasan negara, sehingga  gagasan ini menjadi prematur.
      Pada konteks lain banyaknya program pemberdayaan, dan gerakan ekonomi kerakyatan yang di dorong para aktivis NGO, banyak mengalami kendala, baik karena prosesnya sangat kurang menghargai kearifan lokal, maupun karena kurangnya metode dalam merangsang lahirnya kesadaran kollektif masyarakat basis untuk merumuskan cita-cita, melakukan kajian tentang masalah dan potensi, menyusun organisasi, aturan-aturan dan lain-lain, dan yang lebih penting adalah pendamping kurang  memiliki kompetensi sebagai Comunity Organiser.      
       Mendorong gerakan ekonomi komunitas, menjadi salah satu pilihan penting untuk memberi solusi terhadap kemiskinan yang meng-akut di negri ini, Konsepsi tentang ekonomi komunitas, tentu dilakukan dengan metode spesipic, serta memiliki berbagai tahapan, pertama. penyiapan seorang pendamping masyarakat yang memiliki kompetensi, kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendamping masyarakat adalah, ketulusan, atau peduli terhadap permasalahan sosial ekonomi yang dialami oleh masyarakat miskin, memiliki pengalaman sebagai pendamping, memiliki pengetahuan dan  kemampuan untuk menerapkan metode PRA. Tahapan selanjutnya adalah, perlu ada kajian dan indentifikasi awal terhadap komunitas mana yang akan dilakukan pendampingan. Pada konteks ini, menjadi penting  dalam melakukan strategi pendampingan. Misalnya tentang asfek sosial budaya yang ada di komunitas dan lingkungan dimana komunitas ini berinteraksi. Kegagalan dibanyak pendampingan yang dilakukan karena kurang matangnya kajian atau hasil identifikasi lapangan. 
       Tahapan Aksi lapangan.
   
   

No comments:

Post a Comment